pengalaman adalah guru terbaik kehidupan

poetry love

Minggu, 28 Desember 2014

Cerbung : Pahitnya Kenyataan itu (Part 1)


"Sayang, aku cinta kamu. Happy anniversary ya, cinta !" ucap Imam sembari memberi sebuah kado yang digenggamnya dengan bangga hasil jerih payahnya.
***

Kado itu berisi jam Alexandre Christie. Jam itu Imam dapatkan berkat bekerja dengan seorang Ibu-ibu yang melanjutkan seolah megisternya. Imam bekerja sebgai penerjemah dengan kemampuan bahasa inggrisnya yang mengalir begitu saja. Entah bagaimana otaknya itu. Ia membuat perjanjian dengan Ibu itu, akan menyelesaikan makalah tersebut selama satu bulan.

Harapannya atas jeri payahnya itu membuatnya begitu semangat dengan hasil yang akan ia berikan nanti pada Anita. Ia sangat bahagia. Karena begitu semangatnya, selama bekerja senyum sumringah Imam tak sedikitpun kendur, matanya bersinar terang membayangkan betapa bahagianya Anita nanti. Ya, kado yang berputar-putar di fikirannya untuk perayaan hari jadian mereka yang ketiga tahun.

***
Pagi itu Imam kuliah pukul 9 hingga pukul 12 siang. Ia sedang fokus dengan Pak Hanafi, mata kuliah audit. Tidak diherankan, Imam adalah mahasiswa kesayangan Pak Hanafi, sekaligus menjabat sebagai Ketua dari mahasiswanya. 

"Imam, apakah teman-temanmu sudah mengumpulkan makalah mereka?"
"Sudah Pak, sebentar saya ambilkan dalam tas saya"
"Ya, cepat ya!"
"Ini Pak, jumlahnya 21"
"Bukankah kalian berjumlah 20 orang ya? kenapa berlebih?"
"Mungkin ada teman yang mengumpulkan tugas sebelumnya Pak, tugas sebelumnya kan cuma 19. :)"
"Oh, iya. Nanti saya periksa "
"Ia Pak"
"Terima kasih Mam"
"Sama-sama Pak, memang sudah tugas saya :)"

Kemudian Pak Hanafi berlalu Imam kembali ke kost-an nya.
***
"Arrggg... Capek juga nih"
Kriiiingggg...krinnggggg.....
"Assalamu'alaikum Imam. Gimana tugas saya? Sudah selesai kan?"
"Waalaikumussalam bu, sudah bu."
"Oke deh, nanti anterin kerumah Aldo aja ya, ntar saya transfer uangnya"
"Ia buk, siiippp. Kalo ada ugas lagi, hubungi saya aja ya buk", tawar Imam dengan senyum yang mengembang bahagia.
***
 Imam langsung berangkat kerumah Aldo dengan membawa tasnya tadi.
"hey broo, ada apa nih?"
"hey juga bro, ini nih Tante lo nyuruh gue nitip makalah dia ke elo"
"oh iya, tadi dia telepon tuh"
"bentar gue ambilin"
Imam gelisah, makalah bu Susi tidak ada dalam tasnya, nihil. Yang ada malah makalah temannya.
Astagfirullah. Gimana nih, sepertinya makalahnya tertukar ama yang gue kasih ke Pak Hanafi. Bukannya Pak Hanafi katanya mau ke Aussi siang ini? Oh God..., pikirnya
"Al, kayaknya tugas Tante lo ketuker ama dosen gue nih"
"Yah kok bisa?"
"........."
Pahitnya Kenyataan itu,
Part 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar